Tuesday, August 19, 2014

Rangkuman ALGO MOOP 2

Firdauzynoor Arifin
1501200863

Object Oriented Programming atau OOP merupakan sebuah teknik ubtuk membuat program berbasis objek

Class : terdiri atribut + method
Object : representasi dari Class

Attribut dapat diartikan juga dengan property, sedangkan Method istilah lainnya adalah Function atau Behavior

Contoh atribut dr sebuah objek (Manusia) adalah Nama, Usia, dll sedangkan Method nya adalah hal yg bisa dilakukan oleh Object tsb misalnya makan, minum, tidur dll.

Keuntungan dari menggunakan OOP :
- Bisa menggunakan model yang ada dalam dunia nyata
- Mendukung penggunaan kode yang telah ada
- Fleksibel dalam memodifikasi aplikasi yang telah ada

Dalam OOP dibagi menjadi 3 (P/I/E) :
- Polymorphism : banyak bentuk
- Inheritance : penurunan sifat dari class utama (Superclass), dan parent class bisa memiliki banyak subclass
- Encapsulation : istilah lain nya adalah menyembunyikan

Tipe Polymorphism :
- Static : Generic dan Overload
-Dynamic : Class, Inheritance, Abstract dan Interface

Access Modifier :
- Public : dapat diakses oleh semua Class
- Private : hanya dapat diakses okeh Class tersebut.
- Protected : dapat diakses oleh Class itu dan turunannya.
- Package : dapat diakses semua dalam bentuk folder.

Overloading dan Overriding
- Overloading : Method sama, Class sama, Parameter berbeda
- Overriding : Method sama, Class beda, Parameter sama.

Reflection merupakan hal yg memungkinkan untuk menjalankan program Java yg akan diperiksa dan dari dirinya sendiri serta memanipilasi properti dalam program.

Multithreading
Thread : urutan eksekusi dari awal hingga akhir dalam program
Task : unit program yg mengeksekusi secara independen dari satu bagian dr progam.

Basic GUI
Diklasifikasikan menjadi menkadi 3 kelompok :
-Container Class : JFrame, JPanel, JApplet
- Component Class : JButton, JTextField, JTextArea, JPasswordField, JComboBox, JRadioButton, etc
- Helper Class : Graphics, Color, Font, FontMetrics, Dimensi.

www.skyconnectiva.com

www.binus.ac.id 

Sunday, July 13, 2014

Class and Object

Class merupakan blueprint yang terdiri dari atribut/property dan method/function.
Object merupakan representative dari class

Access Modifier :
  •  Public    : dapat diakses oleh semua class.
  • Private  : hanya dapat diakses oleh class tersebut
  • Protected :dpat diakses oleh class tersebut dan turunannya
  • Package : dapat diakses semua dalam bentuk folder.

Overloading : dimana disebuah class terdapat lebih dari 2 function yag memiliki urutan parameter berbeda.

Abstract Method
  •          Dummy Code : method yang tidak dapat digunakan

Method Function
-          Passing parameter by value : melempar data dalam bentuk data specification of header method.
·         Modifier (public, private, protected)
·         Return Value (void, string, int)
·         Methd (fungsi, parameter)

Constant : bisa diakses oleh semua da tidak bisa diganti (Final Static)

Inner Class : ada class didalam sebuah class.

Sunday, June 8, 2014

PERANAN SISTEM INFORMASI DALAM DSS

3.1 Jenis-jenis Keputusan
Menurut Herbert A.Simon, ahli manajemen pemenang Nobel dari Carneige Mellon University, jenis keputusan terbagi atas dua jenis antara lain :
1.    Keputusan  terpogram, bersifat berulang dan rutin sehingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya atau dengan kata lain tidak memerlukan keputusan yang de novo (sesuatu yang baru) tiap kali terjadi.
2.  Keputusan tak terpogram, bersifat baru,tidak konsekuen sehingga tidak ada metode yang pasti untuk menagani masalah ini, memerlukan perlakuan yang khusus dalam menanganinya.
Keputusan Terprogram
Keputusan Tidak Terprogram
·        Berulang
·        Dirumuskan dengan cermat
·        Aturan atau algoritma keputusan bagi orang bawahan untuk digunakan
·        Kadang-kadang
·        Unik
·        Analisa baru untuk setiap kejadian

Dengan kata lain, keputusan terprogram adalah keputusan yang dirumuskan dengan cermat dan cukup sering diulangi sehingga aturan keputusan atau algoritma keputusan dapat dirumuskan. Aturan-aturan dapat diuraikan sebelumnya, dan karena itu aturan-aturan tersebut biasanya dapat diberi kode untuk pengolahan komputer. Penggunaan komputer untuk mengolah aturan-aturan keputusan terprogram merupakan suatu pra pemilihan oleh seorang pengambil keputusan mengenai bagaimana keputusan harus diambil untuk waktu yang akan datang.Karena pengambilan keputusan itu merupakan suatu proses yang mahal ditinjau dari sudut sumber daya yang sangat langka, waktu dan tenaga manajerial, maka keputusan terprogram merupakan suatu metode yang efisien untuk menghemat sumber daya yang langka dan untuk meningkatkan produktifitas manajer.
Sedangkan untuk keputusan tidak terprogram, keputusan ini tidak sering diulang atau dapat dikatakan keputusan ini sangat berbeda di setiap pengulangannya, sehingga tidak dapat dikembangkan suatu model umum sebagai suatu dasar untuk memogramnya.
Kegiatan pengambilan keputusan baik yang terprogram ataupun tidak terprogram dapat mengikuti proses pengambilan keputusan termasuk pemahaman, perancangan dan pemilihan. Penentuan keputusan terprogram memerlukan lebih banyak pemecahan umum daripada keputusan tidak terprogram. Untuk keputusan terprogram harus mempertimbangkan bermacam-macam kondisi sedangkan keputusan tidak terprogram hanya berhubungan dengan suatu situasi tertentu.

3.2 Konsep, Pengertian Dasar dan Tujuan DSS
            3.2.1 Konsep DSS
Konsep DSS dimulai pada akhir tahun 1960-an dengan timesharing komputer. Untuk pertama kalinya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus melalui spesialis informasi.
Baru pada tahun 1971, istilah DSS diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton. Mereka merasa perlunya suatu kerangka kerja untuk mengarahkan aplikasi komputer kepada pengambilan keputusan manajemen dan mengembangkan apa yang dikenal sebagai Gorry & Scott Morton Grid. Dimana Matriks Grid ini didasarkan pada konsep Simon mengenai keputusan terprogram dan tak terprogram serta tingkat-tingkat manajemen Robert N. Anthony.
Gorry dan Scott Morton mengembangkan jenis-jenis keputusan menurut struktur masalah, dari terstruktur hingga tidak terstruktur. Untuk menjelaskan tingkat manajemen puncak, menengah dan bawah, Anthony menggunakan nama perencanaan strategis, pengendalian manajemen dan pengendalian operasional.
Gambar 1. Matriks Gorry dan Scott Morton
Gambar 1 diatas didasarkan pada konsep Simon mengenai keputusan tepogram dan tak terpogram serta tingkat-tingkat manajemen Robert N.Anthony. garis terputus-putus horisontal yang melalui tengah matriks sangat penting. Garis itu memisahkan masalah yang telah berhasil dipecahakan pada saat itu dengan bantuan komputer (bagian atas) dari masalah yang belum terkena pengolahan komputer.
Menurut Simon,  konsep mengenai keputusan berdasarkan struktur masalah terbagi atas :
1.      Masalah Terstruktur, merupakan masalah yang memiliki struktur pada tiga tahap pertama Simon, yaitu intelijen, rancangan dan pilihan. Jadi, dapat dibuat menjadi algoritma atau aturan keputusan yang memungkinkan masalah diidentifikasi dan dimengerti, berbagai solusi alternatif diidentifikasikan  dan dievaluasi dan suatu solusi dipilih.
2.      Masalah Tak Terstruktur, merupakan masalah yang sama sekali tidak memiliki struktur pada tiga tahap Simon diatas.
3.      Masalah Semi-Terstruktur, Merupakan masalah yang memiliki struktur hanya pada satu atau dua tahap
3.2.2 Pengertian Dasar
            Decision Support System (DSS) merupakan suatu sistem yang memeberikan kontribusi terhadap para manajer untuk memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan.
            3.2.3 Tujuan DSS
Bila diterapkan dalm sebuah organisasi atau perusahaan tujuan utama DSS adalah membantu manajer dan orang-orang yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan untuk meningkatkan kemampuannya dalam memutuskan pemecahan suatu masalah. Keputusan yang dihasilkan nantinya diharapkan dapat memenuhi batasan kognitif, waktu dan ekonomis.
Menurut Holsapple dan Winston, 1996 tujuan dari DSS adalah sebagai berikut :
a.       DSS membantu pengambil keputusan dalam mengenali masalah dan kemudian memformulasikan data pendukung untuk keperluan analisis dan pengambilan tindakan.
b.      DSS memfasilitasi salah satu atau semua fase pengambilan keputusan agar prosesnya berjalan secara lancar dan cepat (efektif dan efisien). Fase pengambilan keputusan itu sendiri menurut Herbert A. Simon yang ditulis oleh Mc Leod (2001) adalah :
1.      Intellegence Activity  yaitu proses pencarian informasi dan data dari lingkungan yang berguna bagi pemecahan masalah,
2.      Design Activity  yaitu menemukan, mengembangkan dan menganalisa kemungkinan dari tindakan yang akan dijadikan solusi,
3.      Choice Activity yaitu memilih salah satu tindakan yang telah dianalisa pada fase sebelumnya yang kemudian dijadikan sebagai alternatif solusi,
4.      Review Activity yaitu mengimplementasikan solusi.

            3.2.4 Model DSS :
                                    Gambar 2 . Model DSS
            Seperti gambar 2 diatas, data dan informasi dimasukkan kedalam database dari lingkungan perusahaan. Database juga berisi data yang disediakan SIA. Isi Database digunakan oleh tiga subsistem perangkat lunak :
1. Perangkat Lunak Penulisan Laporan, menghasilkan laporan periodik maupun khusus. Laporan periodik disiapkan sesuai jadwal dan biasanya dihasilkan oleh perangkat lunak yang dikodekan dalam suatu bahasa prosedural seperti COBOL. Laporan khusus disiapkan sebagai jawaban atas kebutuhan informasi yang tak terduga dan berbentuk database query oleh pemakai yang menggunakan query language dari DBMS atau bahasa pemrograman generasi keempat.
2. Model Matematika, menghasilkan informasi sebagai hasil dari simulasi yang melibatkan satu atau beberapa komponen dari sistem fisik perusahaan. Dapat ditulis dalam bahasa pemrograman apapun.
3. Perangkat Lunak GDSS, memungkinkan beberapa pemecah masalah, bekerja sama sebagai satu kelompok, mencapai solusi. Mungkin pemecah masalah itu mewakili satu komite atau tim proyek.

      3.2.5 Peran DSS dalam Pemecahan Masalah
                                           
            Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) mempunyai peran yang cukup penting dalam menyelesaikan suatu masalah yang dialami perusahaan. DSS dapat memperluas dukungan manajer dalam pemecahan masalah, karena DSS membagi masalah menjadi beberapa struktur untuk membantu manajer mengidentifikasi masalah dan menyelesaikan masalah tersebut dengan keputusan yang tepat.
3.2.6 Karakteristik DSS
Beberapa karakteristikDSSyang membedakan dengan sistem informasi lainnya adalah:
1. Berfungsi untuk membantu proses pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun tidak terstruktur.
2.  Bekerja dengan melakukan kombinasi model-model dan tehnik-tehnik analisis dengan memasukkan data yang telah ada dan fungsi pencari informasi.
3. Dibuat dengan menggunakan bentuk yang memudahkan pemakai (user friendly) dengan berbagai instruksi yang interaktif sehingga tidak perlu seorang ahli komputer untuk menggunakannya.
4. Sedapat mungkin dibuat dengan fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang tinggi untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan dalam lingkungan dan kebutuhan pemakai.
5. Keunikannya terletak pada dimungkinkannya intuisi dan penilaian pribadi pengambil keputusan untuk turut dijadikan dasar pengambilan keputusan.


3.3 Konsep Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan hal yang pokok bagi pemegang jabatan manajer. Karena keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif atau untuk memanfaatkan kesempatan di dalam perusahaan. Model sistem yang dipergunakan untuk mengambil keputusan dapat bersifat tertutup atau terbuka. Sistem pengambilan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari masukan-masukan yang tidak diketahui dari lingkungannya. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap :
a.       Mengetahui semua alternatif dan akibat atu hasil dari masing-masing alternatif;
b.      Mempunyai suatu metode (aturan, hubungan dan sebagainya) yang memungkinkan ia membuat urutan alternatif yang lebih disukainya,
c.       Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu seperti keuntungan, volume penjualan atau kegunaan.
Paham pengambilan keputusan yang tertutup jelas menganggap bahwa orang yang rasional secara logis menguji semua alternatif, membuat urutan berdasarkan hasilnya yang lebih disukai, dan memilih alternatif yang mendatangkan hasil terbaik.
Sistem pengambilan keputusan terbuka adalah keputusan yang dipengaruhi oleh lingkungan, dan proses pengambilan keputusan selanjutnya juga mempengaruhi lingkungan tersebut. Pengambil keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak menunjukkan rasionalitas hanya dalam batas-batas yang ditentukan oleh latar belakang, penglihatan alternatif-alternatif, kemampuan untuk menangani model keputusan dan sebagainya. Mengingat tujuan model tertutup telah dirumuskan dengan baik, tujuan model terbuka sama dengan tingkat keinginan sebab model terbuka dapat berubah apabila pengambil keputusan menerima bukti keberhasilan atau kegagalan. Dibandingkan dengan ketiga anggapan model tertutup, model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambil keputusan :
a.       Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil,
b.      Melakukan penyelidikan secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan,
c.       Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat keinginannya.
Model terbuka adalah dinamis atas urutan pilihan-pilihan karena tingkatan keinginan berubah menangani perbedaan antara hasil dan tingkat keinginan.
3.4 Tahapan Pengambilan Keputusan
Ada 4 tahapan dalam pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon yang dapat digambarkan seperti berikut :


 








Keterangan :
  • Kegiatan Inteligen yaitu proses pencarian informasi dan data dari lingkungan yang berguna bagi pemecahan masalah,
  • Kegiatan Merancang yaitu menemukan, mengembangkan, dan manganalisa arah tindakan yang mungkin dapat dipergunakan. Dalam hal ini mengandung proses-proses untuk memahami masalah, untuk menghasilkan cara pemecahan masalah dan untuk menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
  • Kegiatan Memilih yaitu memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
  • Kegiatan Menelaah  disebut juga pemahaman yaitu menyelidiki lingkungan tentang kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat menentukan masalahnya.

Masing-masing kegiatan tersebut saling memberi feed back atau umpan balik hasil keputusan. Hal ini sama seperti langkah-langkah yang disarankan Rubenstein dan Haberstroh yaitu; pengenalan masalah atau kebutuhan akan pengambilan keputusan, analisis dan pernyataan alternatif-alternatif, pemilihan di antara alternatif-alternatif, komunikasi dan pelaksanaan keputusan, dan tindak lanjut dan umpan balik hasil keputusan.
3.5 Komponen Sistem Penunjang Decision Support System (DSS)
Komponen yang terdapat dalam DSS antara lain :
a.                   Dialog (komponen model manajemen); merubah data menjadi informasi  yang relevan (dynamic/linear),
b.                  Model; DSS menggunakan database berbasis permodelan yang terdiri dari optimalisasi, statistik/matemetik dan finansial,
c.                   Database (komponen penunjang); yaitu teknologi software dan hardware,
d.                  Data (komponen data manajemen); yaitu semua basis data yang dapat diakses.

3.6 Ciri, Keuntungan dan Kelemahan DSS
3.6.1 Ciri-ciri DSS
Decision Support System memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       DSS dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur ataupun tidak terstruktur,
b.      Dalam proses pengolahannya, DSS mengkombinasikan penggunaan model-model/teknik-teknik analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari/interogasi informasi,
c.       DSS dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian komputer yang tinggi,
d.      DSS dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan pemakai,
e.       Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang kurang berpengalaman,
f.        Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manajer untuk berkomunikasi dengan lebih baik,
g.       Meningkatkan produktifitas dan kontrol dari manajer.




3.6.2 Keuntungan DSS
Beberapa keuntungan yang dimiliki DSS, diantaranya :
a.       DSS memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi bagi pemakainya,
b.      DSS membantu pengambil keputusan dalam penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah,
c.       DSS dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan,
d.      DSS mampu menyajikan berbagai alternatif,
e.       DSS dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambil keputusan.

3.6.3 Kelemahan DSS
DSS juga memiliki kelemahan atau kekurangan, diantaranya :
a.       Beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan,
b.      Kemampuan terbatas pada pembendaharaan pengetahuan yang dimilikinya,
c.       Proses tergantung pada peragkat lunak yang digunakan,
d.      Tidak memiliki kemampuan intuisi (berpikir) seperti pada manusia.

 3.7 Sistem Penunjang Keputusan Kelompok (GDSS)
GDSS atau Group Decision Support System merupakan suatu sistem berbasis komputer yang mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam suatu tugas (tujuan) bersama dan yang menyediakan interface bagi suatu lingkungan yang digunakan bersama. Atau bisa dikatakan GDSS adalah sistem pendukung keputusan kelompok yang berusaha memperbaiki komunikasi diantara para anggota kelompok dengan menyediakan lingkungan yang mendukung dan mendukung para pengambil keputusan dengan menyediakan perangkat lunak GDSS yang disebut groupware.

Sunday, April 13, 2014

PERKEMBANGAN E-BUSINESS DAN E-COMMERCE di INDONESIA

ABSTRAK

    E-business merupakan praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi komunikasi, komputer dan data yang telah terkomputerisasi. E-business ini juga memungkinkan sebuah perusahaan untuk dapat berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal mereka secara efisien dan fleksibel. Lebih detail lagi, E-business tidak hanya bersangkutan dengan perdagangan elektronik saja maupun e-commerce. Karena e-commerce merupakan sub-bagian dari E-business itu sendiri sedangkan E-business itu meliputi berbagai macam fungsi dan kegiatan bisnis. E-business dapat diartikan juga sebagai penggunaan teknologi internet untuk melakukan transformasi proses bisnis yang dilakukan. Contoh paling dapat dirasakan adalah pembelian barang melalui online baik secara retail maupun grosir.  Tujuan penulisan ini adalah memberikan pemahaman bagi masyarakat tentang perbedaan e-business dan e-commerce sehingga tidak ada kesalahan dalam pengertian kedua nya. Nantinya, penulis berharap makalah ini memiliki manfaat bagi masyarakat luas tentang e-business maupun e-commerce.
Kata kunci    : e-business, e-commerce, dan transformasi


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Internet merupakan sebuah hal yang sudah tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari. Segala macam kegiatan terasa mudah ketika sudah dikaitkan dengan internet. Begitulah dengan e-business dan e-commerce yang dengan bantuan internet makan dua hal tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya dan memberikan hasil yang positif tentunya. Semakin maraknya  dunia teknologi dan semakin banyaknya kebutuhan akan pelayanan dalam dunia bisnis untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan melengkapi aplikasi dalam suatu organisasi maka di lahirkanlah tren e-business. Globalisasi sempurna sebenarnya telah berjalan di dunia maya yang menghubungkan seluruh komunitas digital. Dari seluruh aspek kehidupan manusia yang terkena dampak kehadiran internet, sektor bisnis merupakan sektor  yang  paling  terkena  dampak  dari  perkembangan  teknologi  informasi  dan telekomunikasi serta paling cepat tumbuh.
Internet yang semakin berkembang serta penggunaannya yang semakin meluas ke berbagai bidang membuat internet menjadi sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas sehari-hari. Salah satunya pada kegiatan e-business oleh perusahaan. Pada industri ebusiness, situs web menjadi tempat utama ditawarkannya layanan oleh perusahaan. Sehingga situs web berperan sangat penting pada keberhasilan sebuah e-business. Membuat suatu situs web yang efektif sebagai pusat informasi adalah hal yang penting bagi perusahaan, karena secara tidak langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan atau pengguna situs. Selain pada industri e-business, sifat dasar situs web sebagai pusat informasi juga berarti bahwa, sebaiknya sebuah situs web memiliki tingkat kefektifan dan usabilitas/kegunaan yang tinggi sehingga pengguna atau pencari informasi dapat dengan mudah dan cepat mencari informasi yang diinginkan.
 Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan cepat sesuai permintaan konsumen. Untuk mengatasi masalah tersebut, kini muncul transaksi yang menggunakan media internet untuk menghubungkan produsen dan konsumen. Transaksi bisnis melalui internet lebih dikenal dengan nama e-business dan e-commerce. Melalui e-commerce, seluruh manusia di muka bumi memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk bersaing dan berhasil berbisnis di dunia maya. Oleh karena itu, kami akan mencoba membahas apa dan bagaimana internet, e-business dan e-commerce tersebut.
E-commerce itu sendiri merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dan lain lain. Banyak orang hanya sekedar tahu mengenai e-commerce dan e-business tetapi mereka tidak memahami arti sesungguhnya dan perbedaan yang melekat dari kedua istilah ini. Sehingga banyak orang berasumsi bahwa e-commerce dan e-business pada prinsipnya memiliki arti dan fungsi yang sama, namun sesungguhnya kedua istilah ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
    E-business maupun e-commerce merupakan dua hal yang saling berkaitan. E-business berkaitan secara menyeluruh dengan proses bisnis termasuk value chain: pembelian secara elektronik (electronic purchasing), manajemen rantai suplai (supply chain management), pemrosesan order elektronik, penanganan dan pelayanan kepada pelanggan, dan kerja sama dengan mitra bisnis. E-business memberi kemungkinan untuk pertukaran data di antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, baik lewat web, Internet, intranet, extranet atau kombinasi di antaranya. Sedangkan kegiatan e-commerce sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.

1.2    Ruang Lingkup
Mengingat cakupan ruang lingkup yang sangat luas, maka pmbahasan ini akan dibatasi pada :
1.    Perbedaan E-Business dan E-Commerce
2.    E-Business dan E-Commerce di Indonesia
3.    Kekurangan dan Kelebihan E-Commerce dan E-Business





1.3    Tujuan dan Manfaat

1.3.1    Tujuan Penulisan
a.    Memberikan pemahaman bagi masyarakat tentang E-Business dan E-Commerce
b.    Menginformasikan perkembangan E-business dan E-commerce di Indoneia
1.3.2 Manfaat Penulisan
    a. Masyarakat paham akan perbedaan E-Business dan E-Commerce
    b. Masyarakat mengetahui posisi E-Business dan E-Commerce di Indonesia
   
1.4    Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

1.    Studi Pustaka
Metode pengumpulan informasi yang digunakan melalui studi artikel media internet dan buku-buku referensi yang dapat dijadikan sumber dan panduan dalam penyusunan penelitian ini.

2.    Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis dan menjelaskan mengenai perkembangan E-Business dan E-Commerce di Indonesia
1.5    Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan memberikan gambaran yang sistematis dalam memahami topik yang disajikan, kami membagi paper ini ke dalam bagian-bagian berupa bab yaitu :





BAB I    : Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan tentang masalah pokok yang dibahas dalam paper ini, yang terdiri dari Latar Belakang, Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaaat, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II  : Landasan Teori
Dalam bab ini akan menguraikan teori atau konsep yang melandasi hal-hal yang terdapat dalam penelitian ini, secara umum dijelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dengan kinerja sistem informasi baik dikutip dari berbagai referensi maupun hasil riset yang didapat.
BAB III : Pembahasan
Dalam bab ini berisi hasil penelitian yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dan manfaat yang ditetapkan pada pendahuluan. Lalu menunjukkan bagaimana pemikiran atau temuan-temuan diperoleh, menginterpretasikan temuan, dan mengaitkannya dengan teori yang digunakan.

BAB IV : Penutup

Dalam bab ini penulis akan menarik beberapa kesimpulan berdasarkanpetunjuk dari buku-buku referensi, internet, dan seminar teori-teori lanjutan sistem informasi serta saran yang mungkin akan diterapkan untuk kemajuan perusahaan.







                                                                           BAB II
                                                                  LANDASAN TEORI
2.1 Internet
    2.1.1 Pengertian Internet
Internet  adalah  singk atan  dari  interconnected network y aitu  sebuah  sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer serta jaringan-jaringan di seluruh dunia.   Seluruh jaringan dan k omputer y ang terhubung secara langsung maupun tidak langsung ke beberapa jalur utama yang disebut internet backbone dan dibedakan menggunakan unique name y ang biasa disebut dengan alamat IP. (Dewanto, 2006, p3).

Menurut Ridhwan (2008), Internet berasal dari kata International Networking yaitu merupakan dua komputer atau lebih yang saling berhubungan membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer di dunia, yang saling berinteraksi dan bertukar informasi.

2.2. E-Business
    2.2.1 Pengertian E-Business
Menurut Turban et al. (2008, p4), E-business memiliki makna yang lebih luas dari e-commere, yaitu tidak hanya mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, tetapi juga mencakup pelayanan pelanggan, kolaborasi dengan partner bisnis, dan melakukan transaksi secara elektronik antar organisasi.
Menurut Tawfik dan Albretch (2008, p4), E-Business didefinisikan sebagai penggunaan sarana elektronik untuk melakukan bisnis organisasi internal dan/ atau eksternal. E-business juga meliputi aktivitas dukungan purna jual dan bekerja sama dengan mitra bisnis. E-Business tidak harus dilihat secara terpisah dari kegiatan inti dari suatu perusahaan. Sebaliknya, organisasi sebaiknya mengintegrasikan aktivitas E-business dengan bisnis offline menjadi satu kesatuan yang koheren.
Pada prinsipnya, e-business kerap didefinisikan sebagai aktivitas yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses pertukaran barang/atau jasa dengan memanfaatkan internet sebagai transaksi.
E-business adalah penambahan proses transaksi atau bisnis dengan dukungan e-commerce, juga dukungan front office berupa peralatan situs web yang dipublish untuk dapat berhubungan dengan pelanggan, supplier, distributor, retail dan terakhir berupa dukungan back office dengan perpaduan aplikasi-aplikasi e-business seperti : E-CRM (Customer relationship Management), ERP (Enterprise Resources Planning), e-SCM (Supply Chain Management), Selling Chain Management dan lain-lain. (Kalakota, 2001, p4).
E-business (Inggris : Electronic Business, atau “E-Business”) dapat diterjemahkan sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semi otomatis dengan menggunakan sistem informasi komputer. Istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Lou Gerstner, seorang CEO perusahaan IBM ini, sekarang merupakan bentuk kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menggunakan teknologi internet. E-business memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal mereka secara lebih efisien dan fleksibel. E-business juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan supplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memnuhi permintaan dan melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik.
Menurut Jurnal yang ditulis oleh Hargo Wibowo dan Budi Yuwono, adapun     kriteria keberhasilan suatu sistem e-business adalah :
1.    Dapat dibangun dan dirombak dengan cepat (short time-to-mark et).
2.    Flexibel, sehingga memungkinkan  penyesuaian dengan perubahan-perubahan kebutuhan usaha (agile)
3.    Mampu melayani volume transaksi yang tinggi.

Jadi, E-business memiliki makna yang lebih luas dari E-Commerce yang tidak hanya mencakup membelui dan menjual saja, tetapi juga keseluruhan proses bisnis yang ada yang diakukan dengan bantuan sarana elektronik. Tujuannya yaitu lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis dan juga lebih memaksimalkan nilai pelanggan dan keuntungan.
2.3 E-Commerce
    2.3.1 Pengertian E-Commerce
Menurut Laudon dan Traver (2008, p10), E-Commerce adalah penggunaan internet dan web dalam berinteraksi bisnis. Secara lebih formal dapat diartikan penggunaan media digital dalam transaksi komersil antar sesama organisasi dan individu.
Menurut Turban et al. (2008, p4), Electronic Commerce atau E-Cpmmerce adalah kegiatan pembelian, penjualan, dan pertukaran baik pertukaran produk, jasa, dan atau informasi. Kegiatan tersebut dilakukan dengan bantuan jaringan komputer, termasuk internet.
E-Commerce dapat didefinisikan dari berbagai perspektif berikut:
1.    Proses Bisnis
Dari perspektf proses bisnis, E-Commerce melakukan bisnis secara elektronik dengan melengkapi proses bisnis melalui jariingan elektronik.

2.    Jasa
Dari perspektif jasa, E-Commerce merupakan alat yang memenuhi keinginan pemerintah, perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memotong biaya pelayanan dan juga meningkatkan kualitas dan kecepatan dalam pelayanan pelanggan.

3.    Pembelajaran
Dari perspektif prmbelajaran, E-Commerce memungkinkan dilakukannya pelatihan dan edukasi secara online di sekolah, universitas dan organisasi, termasuk bisnis.

4.    Kolaboratif
Dari perspektif kolaboratif, E-Commerce menjadi sebuah kerangka kerja dalam berkolaborasi baik lingkup interorganisasi maupun antarorganisasi.
5.    Komunitas
Dari perpektif komunitas, E-Commerce menyediakan tempat bagi anggota komunitas untuk belajar, bertransaksi, dan berkolaborasi.
Menurut Mariza Arfina dan Robert Marpaung e-commerce atau yang lebih dikenal dengan e-com dapat diartikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan "get and deliver”. Menurut David Baum, pengertian e-commerce adalah: “E-Commerce is a dynamic set of technologies, applications, and business process that link enterprise, consumers, and communities through electronic transactions and the electronic exchange of goods, services, and information”. E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik.   Roger Clarke dalam “Electronic Commerce Definitions” menyatakan bahwa e-commerce adalah “The conduct of commerce in goods and services, with the assistance of  telecomunications and telecomunications-based tools”  (e-commerce adalah tata cara perdagangan barang dan jasa yang menggunakan media telekomunikasi dan telekomunikasi sebagai alat bantunya).



   




                                                                            BAB III
                                                                    PEMBAHASAN

3.1    Definisi E-Business
E-business adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan teknologi elektronik seperti komputer dan internet. E-business memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal secara lebih efisien dan fleksibel. Contoh dari e-business misalnya pembelian barang secara online melalui www.tokopedia.com. Dari proses pemesanan barang, konfirmasi pembayaran, hingga konfirmasi bahwa pengiriman barang tersebut sudah sampai kepada customer dilakukan secara elektronik.
E-business memiliki karakteristik tujuan yang sama dengan bisnis secara konvensional, hanya saja e-business memiliki cakupan yang berbeda. Bisnis mengandalkan pertemuan antar pebisnis seperti halnya rapat ditempat khusus, atau sekadar untuk berkenalan dengan partner bisnis, sedangkan e-business mengandalkan media internet sebagai sarana untuk memperoleh tujuannya.

3.2    Tahapan E-Business

Ada empat tahap pemanfaatan jaringan komputer dan internet untuk tujuan e-business, di mana terjadi transformasi perusahaan tradisional ke e-business, diantaranya sebagai berikut:
1.    Mendayagunakan komputer
2.    Mendayagunakan jaringan dan internet
3.    Membangun dan memdayagunakan web
4.    E-Commerce

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian e-commerce dan e-business apabila tidak dipahami terlebih dahulu akan membuat pembahasan tentang hal tersebut menjadi tidak sistematis. Hal ini dikarenakan kebingungan dalam menentukan istilah yang paling cocok untuk mewakili konsep perdagangan dengan sarana elektronik.

3.3 Perbedaan E-Business dan E-Commerce
Dewasa ini banyak pihak masyarakat yang hanya sekedar tahu mengenai e-commerce dan e-business namun mereka tidak memahami arti sesungguhnya dan perbedaan yang melekat dari kedua istilah ini. Sehingga asumsi muncul bahwa e-commerce dan e-business pada prinsipnya memiliki arti dan fungsi yang sama, namun sesungguhnya kedua istilah ini memiliki perbedaan yang sangat signifikan.
Dalam terjemahan bahasa Indonesianya, e-commerce adalah perdangan elektronik, yang artinya penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. Perdangan elektronik ini dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. Industri teknologi informasi melihat kegiatan ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (Supply Chain Management), pemasaran elektronik (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (Online Transaction Processing), pertukaran data elektronik (Electronic Data Interchange /EDI), dll.

Perdagangan elektronik atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-business juga memerlukan teknologi basisdata (databases), surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-commerce ini.





3.4 Pelayanan E-Business dan E-Business di Indonesia
E-Commerce merupakan kebutuhan esensial saat ini dalam dunia bisnis global, dan sebagai penunjang dalam pengembangan pasar, meningkatkan efisiensi, dapat menekan biaya, serta memberikan akses yang lebih luas bagi partner dan pelanggan perusahaan di Indonesia.
E-Commerce memiliki fleksibilitas dan keunikan bagi setiap perusahaan, karena perusahaan memiliki perbedaan dalam pengembangan IT departemennya serta kebutuhan akan model teknologi informasi bagi bisnisnya. Termasuk perusahaan Anda, maka penerapan e-Commerce tergantung pada model bisnis yang perusahaan kembangkan dan model teknologi informasi yang saat ini perusahaan Anda kembangkan. Pengembangan e-Commerce harus bisa fleksibel dan bisa beradaptasi dengan software dan aplikasi teknologi yang ada di perusahaan.
E-Commerce dikembangkan untuk skala yang lebih luas dan terintegrasi dengan multiple computing system; semua lini dan departemen di perusahaan, organisasi/perusahaan lain, dan sistem komputer global. Karena sifatnya integrasi langsung dengan dua atau lebih entity, maka pengembangan E-Commerce harus benar-benar memperhatikan segi keamanan, terutama keamanan dalam bertransaksi.
Saat ini dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan internet di Indonesia, telah memiliki dampak yang besar terhadap perubahan bisnis. Yaitu mulai dari cara beriklan, cara jual beli, cara berinteraksi antar manusia, dan sebagainya. Contoh e-commerce di Indonesia yang sudah popular dan memiliki reputasi yang baik adalah seperti www.bhineka.com, www.blibli.com, www.gramedia.com, E-commerce adalah sebuah layanan internet yang dimanfaatkan untuk jual-beli. Dengan ecommerce telah banyak merubah dalam proses jual-beli. Jika dalam suatu jual-beli penjual dan pembeli bertemu, namun jika dengan e-commerce mereka tidak perlu bertemu,mereka berinteraksi dengan melalui internet maupun dengan komunikasi melalui telepon. Dalam proses ini kepercayaanlah yang menjadi modal utama. Karena tanpa kepercayaan kedua belah pihak, maka proses jual-beli e-commerce bisa terjadi dan terlaksana. Namun dengan perkembangan yang semakin pesat, maka banyak toko online / e-commerce bermunculan. Baik mereka dengan memanfaatkan blog, social media, website. Dengan pesatnya ini membuat semakin mudahnya dalam jual beli.
Dalam perkembangannya saat ini dengan banyaknya bermunculan toko online. Sehingga banyak yang memanfaatkan untuk mengambil keuntungan pribadi dengan melakukan penipuan. Pada awal 2010-2011 banyak bermunculan toko online palsu baik melalui website maupun jejaring sosial. Mereka menjanjikan dengan harga yang jauh lebih murah dari harga normal. Dalam prakteknya biasanya mereka meminta transfer 50% di awal. Dan berjanji akan mengirimkan barangnya segera, akan tetapi esok harinya mereka meminta pelunasan dengan alasan ada masalah di bea cukai ataupun administrasi. Dan berjanji akan mengirimkannya secepatnya.
    3.5 Kelebihan Dan kekurangan E-Commerce
Dengan adanya E-commerce ini perusahaan memperoleh manfaat salah satunya adalah peningkatan dalam rantai pasokan. Sebelum adanya E-commerce, supply chain dilakukan secara sederhana atau tradisional, dan terakhir Retailer , yaitu dari Supplier adalah Konsumen. Namun dengan adanya E-commerce rantai tersebut dapat dihilangkan oleh E-commerce, dengna begitu, penyampaian barang pada konsumen bisa lebih cepat. Manfaat dari e commerce bagi supply chain antara lain:
•    Dapat meningkatkan hubungan atau relasinya dengan konsumen secara langsung,
•    Mengurangi biaya dalam pengiriman atau penyaluran barang dari produsen konsumen.
•    Mengurangi waktu menunggu (idle time) karena baik barang baku maupun barang jadi memiliki waktu lebih cepat.
•    Mengurangi biaya-biaya lain, seperti biaya komunikasi.
Dalam e- supply-chain menegement ada 3 prinsip dasar yang harus diperhatikan yaitu:
•    Memperlakukan informasi sama persis dengan menejemen inventory,
•    Perhatian terhadap aspek online dan real time,
•    Menjaga kepercayaan dan sikap profesionalisme untuk tetap menjaga hubungan dengan para mitra bisnis.


Sedangkan kekurangan E-Commerce adalah:
•    Menggunakan internet yang tidak mungkin di akses di seluruh kota khusunya daerah pedalaman.
•    Penjelasan mengenai item hanya sedikit hanya meliputi dasar-dasar item tersebut.
•    Tampilan webnya sangat monoton.
•    Barang yang di jual tidak di tampilkan seluruhnya.
•    Jika item yang di jual kurang bagus dengan spesifikasi maka pihak pembeli masih binggung komplain.
Contoh E-Commerce :
Banyak sekali yang dapat kita lakukan melalui E-Commerce yaitu :
1.        Pembelian buku melalui online.
2.        Pembelian elektronik melalui online.
3.        Pembelian kendaraan melalui online.
4.        Pembelian pakaian melalui online, dll.

Menurut survey yang dilakukan oleh CommerceNet para pembeli / pembelanja belum menaruh kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak dapat menemukan apa yang mereka cari di e-commerce, belum ada cara yang mudah dan sederhana untuk membayar. Di samping itu, surfing di e-commerce belum lancar betul. Pelanggan e-commerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia informasi personal mereka menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang baik.

Umumnya pembeli masih belum yakin bahwa akan menguntungkan dengan menyambung ke Internet, mencari situs shopping, menunggu download gambar, mencoba mengerti bagaimana cara memesan sesuatu, dan kemudian harus takut apakah nomor kartu kredit mereka di ambil oleh hacker.
Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan ini, e-merchant harus melakukan banyak proses pemandaian pelanggan. Walaupun demikian Gail Grant, kepala lembaga penelitian di CommerceNet meramalkan sebagian besar pembeli akan berhasil mengatasi penghalang tersebut setelah beberapa tahun mendatang.
Grant mengatakan jika saja pada halaman Web dapat dibuat label yang memberikan informasi tentang produk dan harganya, akan sangat memudahkan untuk search engine menemukan sebuah produk secara online. Hal tersebut belum terjadi memang karena sebagian besar merchant ingin agar orang menemukan hanya produk mereka tapi bukan kompetitor-nya apalagi jika ternyata harga yang diberikan kompetitor lebih murah.

Untuk sistem bisnis-ke-bisnis, isu yang ada memang tidak sepelik di atas, akan tetapi tetap ada isu-isu serius. Seperti para pengusaha belum punya model yang baik bagaimana cara mensetup situs e-commerce mereka, mereka mengalami kesulitan untuk melakukan sharing antara informasi yang diperoleh online dengan aplikasi bisnis lainnya. Masalah yang barangkali menjadi kendala utama adalah ide untuk sharing informasi bisnis kepada pelanggan dan supplier – hal ini merupakan strategi utama dalam sistem e-commerce bisnis ke bisnis.
Kunci utama untuk memecahkan masalah adalah merchant harus menghentikan pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri pada Java applets maka semua masalah akan solved, padahal kenyataannya adalah sebetulnya merchant harus me-restrukturisasi operasi mereka untuk mengambil keuntungan maksimal dari e-commerce. Grant mengatakan, “E-commerce is just like any automation – it amplifies problems with their operation they already had.”

3.7 Kelebihan Dan Kekurangan E-Business

Kelebihan E-business
•    Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan dan tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
•    Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
•    Menurunkan biaya operasional (operating cost).
•    Melebarkan jangkauan (global reach).
•    Meningkatkan customer loyality.
•    Memperpendek waktu produksi.
•    Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan)   
Kekurangan  E-Businnes
•    Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban.
•    Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam atau jaringan yang tidak berfungsi.
•    Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut.
•    Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan pembobolan sebuah sistem perbankan oleh hacker, kemudian memindahkan sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
•    Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, dan kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik..
3.8    Ruang Lingkup E-Commerce
1.        Technology.
2.        Marketing and “New Consumer Processes”.
3.        Economic.
4.        Electronic Linkage.
5.        Information Value Adding.
6.        Market Making.
7.        Service Infrastructure.
8.        Legal, privacy, and public policy

3.9    Jenis-Jenis E-Commerce

  Jenis-Jenis E-Commerce
1.        Business to Business (B2B)
Business to Business E-Commerce umumnya menggunakan mekanisme Electronic Data Interchange

2.        Business to Consumer (B2C)
Business to Consumer E-Commerce memiliki mekanisme untuk mendekati consumer
.
3.        Perdagangan Kolabratif (collaborative commerce).
Kolaborasi semacam ini seringkali terjadi antara dan dalam mitra bisnis do sepanjang rantai pasokan. E-Consumen to Consumen (C2C).
Di sebut juga sebagai pelanggan ke palanggan yaitu orang yang menjual produk dan jasa ke satu sama lain.

4.        Comsumen to Business (C2B).
kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu, dan para pemasok bersaing untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen.

5.        Perdagangan Intrabisnis (Intraorganisasional)
Dalam situasi ini perusahaan menggunakan ecommerce secara internal untuk     memperbaiki operasinya.

6.        Pemerintah ke Warga (Goverment to Citizen—G2C) penggunaan teknologi internet secara umum dan e-commerce secara khusus untuk mengirimkan informasi dan layanan publik ke warga, mitra bisnis, dan pemasok entitas.

7.        Perdagangan Mobile (mobile commerce—m-commerce).
  Ketika e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti menggunakan telepon selluler berbelanja.





                                                                           BAB IV
                                                                        PENUTUP
 
        4.1 Kesimpulan
E-Business dan E-Commerce merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.  Karena E-Commerce merupakan bagian dari E-Business. E-business lebih luas dalam lingkup dan e-commerce hanya merupakan satu aspek atau satu bagian dari e-business. E-commerce hanya mencakup transaksi bisnis seperti membeli dan menjual barang dan jasa melalui internet. E-commerce pada prinsipnya melibatkan perdagangan uang sedangkan dalam e-business, transaksi uang tidak diperlukan. E-business melibatkan pemasaran, perancangan produk, evaluasi layanan konsumen, dll. Di Indonesia, perkembangan E-Business dan E-Commerce sangat tumbuh dengan luas dan cepat.
        4.2 Saran
Keterkaitan E-Business dan E-Commerce perlu memperhatikan dalam beberapa aspek. Diantaranya, masyarakat harus terlebih dahulu mengerti definisi dari kedua hal tersebut. Karena cenderung dengan keterkaitan itu masyarakat sering mengartikan terbalik antara E-Business dan E-Commerce sehingga sebelum menelusuri kedua nya lebih jauh harus mengerti terlebih dahulu maksud dan arti dari kedua hal tersebut.